Wednesday, October 9, 2024

MENGGAPAI KEBAHAGIAAN DIBALIK KEGAGALAN

 



MENGGAPAI KEBAHAGIAAN DIBALIK KEGAGALAN

Fenomena kondisi hati terbukti Sangatlah rapuh. Bukti kerapuhan itu sesaat saja Alloh tunda membuat hati menjadi gelisah tidak tentu. Ada yg gelisah saat pemberiann gelar profesor tertunda, ada yg gelisah saat gelar doktor tertunda, ada yg gelisah saat gelar sarjana tertunda, ada  yg gelisah karena tidak diperpanjang kontrak kerja, ada juga yg gelisah disaat proyek tidak goal, ada juga gelisah karena tagihan proyek tidak terbayar, ada yg gelisah saat promosi jabatan tertunda, ada juga yg gelisah saat mendapatkan pekerjaan belum juga didapat. Ada juga yg bahkan gelisah saat hitungan jam beduk azan magrib segera tiba tetapi belum ada persiapan untuk buka puasa.

Itu semua akan terasa sebagai sebuah penolakan Alloh dari sisi manusianya, akan tetapi pada hakikatnya merupakan pemberian Alloh  yang nyata dan belum terlihat oleh manusia.

Ada sesorang yg diberikan amanah jabatan tinggi, dengan jabatan tinggi itu dia bisa mengatur segala sesuatu dengan cara yg tidak baik, sehingga dengan jabatan itu ia terjatuh kepada kesalahan besar membuat jabatan itu dicabut.

Bukankan dengan Alloh tunda jabatan merupakan kebaikan?

Ada sesorang yg tidak mendapatkan proyek dengan nilai 100juta pada hari kamis kemudian diberikan proyek dengan nilai 1Milyar di hari jumat ditempat yg berbeda. Bukankah Alloh memberikan nikmat dalam penundaan proyek di hari kamis untuk mendapatkan proyek hari jumat?

Ada yg gagal mendapatkan proyek dengan nilai 10 Milyar, kemudian satu bulan kemudian penerima proyek ikut terlibat korupsi proyek tersebut. Bukankah kegagalan proyek tersebut sebuah pemberian?

Ada yg gagal mendapatkan pekerjaan di tempat dia ingin sekali bekerja sementara dilain waktu dia menjadi suplier kebutuhan perusahan tersebut. Bukankan penolakan tersebut merupakan kenikmatan?

Alloh maha mengetahui sementara manusia tidak mengetauhinya sebelum Alloh berikan pengetahuannya. Dibalik penomena itu ada hal lain lagi yg perlu direnungi janganlah pokuskan hati dalam permohonan tapi pokuslah dalam pemberian-Nya mebuahkan hati menjadi tenang.

 

Dalam penomena tersebut juga Alloh sedang memperkenalkan dirinya dengan sifat-sifatnya dan dengan nama-namanya. Dalam kegagalan Alloh memperkenalkan sifatnya dengan sifat memaksa. Jabbar, qohhar. Dan memperkanalkan namanya dengan sifat maaniq [Mencegah]. Dari sifat ini kita sebenarnya diajarkan bahwa segala sesuatu yg kita inginkan tidak akan bisa kita dapatkan tanpa izin dari Alloh.

 

Itu artinya Alloh memberikan bocoran panduan-Nya bahwa sandaran sepenuhnya yg memberikan segala sesautu hanya Alloh. Karena Alloh yg maha memberikan segala sesutu. Seharusnya  ketika ada orang lain yg memberikan sesuatu yg pertama kita ingat adalah Alloh. Sebab semuanya dari Alloh. Yang akan menyadarkan kita sesadar-sadarnya bahwa bagaimanapun kerasnya ikhtiar kita jika Alloh tidak izinkan tidak akan berhasil. Sebaliknya meski ikhtiar kita kurang keras jika Alloh berikan maka Alloh akan berikan.

 

Sekali lagi penegasanya pemberian dan penolakan pada hakikatnya adalah sebuah pemberian yg sebenarnya.

Dari kesadaran kita sepenuhnya bahwa pemberian semata-mata semuanya datang dari Alloh akan melahirkan sifat rojak pengharapan penuh kepada Alloh. Dan dari penolakan-penolakan itu pada hakikatnya adalah sebuah pemberian Alloh maka akan membuat hati kita tidak terpengaruh karena semuanya merupakan kebaikan dari Alloh dalam meberikan dan menolaknya.

 


0 Comments:

Post a Comment