This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, December 27, 2024

Khutbah Jumat Begitu Cepat Waktu Berlalu

 

Ust. Suliadi, MA

Begitu Cepat Waktu Berlalu.

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ . اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى مَحَمَّدِ نِالْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Ma’asyiral Muslimin, jemaah masjid yang dimuliakan Allah.

Pertama-tama, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Karena dengan ketakwaan inilah, kita bisa meraih rida Allah swt dan dengannya pula kita akan mendapatkan kehidupan yang mulia. Orang yang bertakwa dilabeli oleh Allah  sebagai makhluk-Nya yang terbaik. Allah Ta’ala berfirman,

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِۗ

“Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 7)

Sungguh, waktu ini sangatlah cepat berlalu. Rasanya belum lama kita berada di tahun 2024 Masehi. Namun, ternyata tahun 2024 Masehi sudah hampir usai dan tak akan kembali. Itu juga bermakna berlalu juga semua kesempatan ibadah di dalamnya. Setahun terasa sebulan, sebulan seperti seminggu, dan semiggu kayaknya sehari. Sungguh, waktu sangatlah cepat berlalu, dan itu tidaklah mengherankan, karena cepatnya waktu adalah salah satu ciri kehidupan di akhir zaman, sebagai salah satu tanda-tanda kecil dekatnya hari kiamat sebagaimana yang pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam Sabdakan,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ، وَيَكُونَ الشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ، وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ، وَيَكُونَ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ، وَتَكُونَ السَّاعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعَفَةِ

“Tidak akan terjadi kiamat hingga zaman berdekatan. Setahun bagaikan sebulan. Sebulan bagaikan sepekan. Sepekan bagaikan sehari. Sehari bagaikan sejam. Dan sejam bagaikan terbakarnya pelepah pohon kurma.” (HR. Ahmad)

Ma’asyiral Muslimin, jemaah masjid yang dimuliakan Allah.

Mari kita menyonsong datangnya tahun baru 2025 M, dengan selalu berusaha memanfaatkan waktu-waktu dari sisa usia kita ini dengan sebaik-baiknya, karena waktu dan kesempatan adalah sesuatu yang memiliki nilai sangat berharga dalam kehidupan seorang muslim. Tidak ada seorang pun yang sanggup membeli waktu dan kesempatan. Sungguh ia tetap berjalan, berlalu begitu cepatnya, dan tidak mungkin kembali walau sesaat. Sebagaimana kata orang bijak waktu ada 3 masa lalu adalah kenangan dan penyesalan, masa kini adalah kenyataan dan balasan sedangkan masa mendatang adalah harapan yang mungkin saja tercapai mungkin juga tidak 

Maka, dari itu Islam memandang begitu berharganya waktu. Ia merupakan modal utama seorang muslim dalam mengarungi kehidupan yang singkat ini. Kesempatan yang sudah berlalu tak akan kembali. Maka siapa saja yang menyia-nyiakan waktu dan umurnya, sungguh orang tersebut telah menyia-nyiakan nikmat Allah yang agung tersebut. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam  bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ؛ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusiayaitu kesehatan dan waktu luang.”(HR. Al-Bukhari No. 5933)

Orang yang merugi adalah ia yang abai terhadap waktu. Orang tersebut ibarat penjual yang menjual barang dagangannya dengan harga yang lebih murah dari semestinya amat merugilah ia, atau ia membelinya dengan harga yang terlampau mahal dari yang seharusnya maka ia boros dan serakah.

Maasyiral muslimin rahimani wa rahimakumullah

Sungguh begitu banyak diantara kita yang mungkin telah lalai terhadap waktu dan kesempatan, bahkan sampai menyia-nyiakannya. Banyak faktor menjadi penyebabnya, di antaranya kurang atau bahkan tidak sadar akan penting dan berharganya waktu yang mereka punya. Atau juga karena sifat malas dan suka menunda-nunda, di mana keduanya menjadi senjata paling berbahaya yang dapat mengakibatkan kesengsaraan dan penyesalan hidup.

Jika kita telaah sirah generasi terbaik umat ini, yaitu generasi sahabat dan setelahnya, kita akan mendapati nilai-nilai keteladanan mereka dalam hal tandzimul wakti (manajemen waktu). Tentunya dengan selalu memiliki motivasi yang sangat tinggi terhadap amal kebaikan sebagaiman sabda Rasulullah Saw.

: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ «بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا».  [رواه مسلم]


Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah bersabda, "Bersegeralah untuk beramal saleh sebelum datang berbagai fitnah seperti potongan-potongan malam yang gelap. Imbasnya, pada pagi hari seseorang masih beriman, namun di sore hari ia menjadi kafir. Atau, pada sore hari ia masih beriman, namun di pagi hari ia menjadi kafir; ia menjual agamanya dengan secuil harta dunia."  

Ibnu Mas‘ud radhiyallahu anhu selalu berkata:

مَا نَدِمْتُ عَلَى شَيْءٍ نَدَمِي عَلَى يَوْمِ غَرَبَتْ شَمْسُهُ نَقَصَ فِيْهِ أَجَلِي، وَلَمْ يَزْدَدْ فِيْهِ عَمَلِي

Tidak ada yang kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, umurku berkurang, namun amalan baikku tidak bertambah.” (Miftahu al-Afkar)

Maasyiral muslimin jamaah sidang shalat Jumat yang berbahagia

Salah seorang ulama ahli tafsir, Ismail Haqqi al-Khalwati menukilkan perkataan menarik dari salah seorang ulama dalam kitab tafsirnya yang berjudul Ruh al-Bayan fi Tafsir al-Quran jilid 1 halaman 244. Waktu seorang hamba itu ada empat, tidak ada yang kelima; pertama, waktu Ketika mendapat nikmat; kedua, waktu ketika sedang diuji; ketiga, waktu ketika sedang taat; keempat, waktu ketika sedang maksiat.

Pada tiap-tiap waktu tersebut ada hak Allah sebagai Sang Pencipta yang harus tetap dipenuhi oleh setiap hamba.

-      Jika seorang hamba sedang berada di waktu taat, maka ia harus menyadari betul bahwa segala apa yang ada pada dirinya saat itu adalah nikmat dari Allah. Allahlah yang telah membimbingnya untuk taat dan memberinya kekuatan untuk selalu berada di jalan ketaatan.

-      Jika seorang hamba sedang berada di waktu ketika ia mendapat nikmat, maka ia harus terus bersyukur sebagi cara berterimaksih atas anugrah kenikmatan yang allah berikan.

-      Jika seorang seorang berada di waktu maksiat, maka ia harus segera bangkit dari kemaksiatan itu untuk kemudian bertobat dan istighfar sesering mungkin selagi menyesali sungguh allah benci dan murka yang dengan sebabnya Allah turunkan bencana sebagai peringtan keras baginya.

-      Dan jika seorang hamba sedang berada di waktu ketika ia mendapat ujian dari Allah, maka jalan yang harus ia tempuh adalah jalan ridha dan sabar

Karena bagi Allah itu semua menjadi lahan ibadah bagi semua orang dalam berbagai keadaan dalam kehidapnnya, dan dengan sikap-sikap tersebut kita akan menjadi hamba-Nya yang telah taat dan telah tunduk hanya kepada-Nya.

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Ketahuilah, sesungguhnya kunci kesuksesan orang-orang terdahulu maupun bagi generasi yang akan datang adalah tidak menunda-nunda dalam beramal kebaikan. Apa yang bisa dikerjakan di hari tersebut mereka kerjakan dengan tidak ditinggalkan untuk dikerjakan esok harinya. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا

“Tidak ada satu pun jiwa yang mengetahui apa yang akan dia kerjakan besok.” (QS. Luqman: 34)

Oleh karenanya Ibnu Umar RA meriwayatkan sabda Rasulullah, sebagai pengingat  bagi kita semua:

إذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ المَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan waktu hidupmu untuk kematianmu.” (HR. Al-Bukhari No. 5937)

Semoga Allah shubhanahu wata’ala perkenankan hidayah dan taufik-Nya untuk kita semua. Sehingga setiap waktu yang kita lalui betul-betul kita isi untuk kepentingan kemaslahatan dan ditujukan dalam rangka beribadah kepada Allah SWT meskipun dalam keadaan bahagia ataupun susah, sakit ataupun sehat, tua maupun muda, miskin atau kaya, karena hidup ini adalah anugerah dan kesempatan sebelum anugrah dan kesempatan ditutup-Nya melalui pintu kematian setiap hamba-Nya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.